Pendidikan Agama Islam adalah salah satu prodi yang
memiliki peran penting dalam mendidik generasi muda dengan nilai-nilai
keagamaan dan etika. Namun, seringkali anak didik dengan keterbatasan pendengaran
diabaikan dalam proses pembelajaran karena kurangnya pemahaman tentang
kebutuhan mereka.
Dalam pembelajaran
bahasa isyarat ini, mahasiswa diajarkan berbagai isyarat dan gerakan yang
digunakan dalam komunikasi dengan individu yang memiliki gangguan pendengaran.
Mereka belajar tentang alfabet isyarat, kosa kata dasar, tata bahasa, serta
teknik komunikasi yang efektif.
Salah satu
mahasiswa, Ardi, berbagi pengalamannya tentang manfaat pembelajaran bahasa
isyarat. “sebagai calon Pendidik Agama Islam tentu ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membuat tempat belajar yang ramah kepada semua peserta didik dengan kehadiran mata kuliah ini, Saya belajar banyak salah satunya bahasa isyarat agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan memastikan peserta didik memahami apa yang nanti akan diajarkan tak terkecuali yang mempunyai gangguan pendengaran agar mereka merasa didukung dan terlibat dalam belajar,” ungkapnya.
Begitu pula yang disampaikan dosen pengampu mata kuliah "Pembelajaran Pada ABK" Ibu Husnul Hatimah, M.Pd menekankan “pentingnya pembelajaran bahasa isyarat bagi mahasiswa agar siap mengajar dengan baik dan profesional dalam kondisi apapun. Maksud dari kondisi apapun ini ialah mahasiswa sebagai calon pendidik dapat ditempatkan di lembaga reguler maupun non-reguler, seperti sekolah untuk anak berkebutuhan khusus,”
Pembelajaran bahasa isyarat ini pun mengunakan metode show and tell dimana para mahasiswa akan menggerakan organ tubuh mereka terutama lengan dan jari-jari sesuai dengan iringan teks lagu musik yang lantunkan kemudian mereka akan menjelaskan secara rinci apa yang mereka tampilkan. Dengan kehadiran pembelajaran bahasa isyarat diharapkan mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam di Fakultas Tarbiyah IAI Darussalam Martapura dapat memberikan contoh nyata tentang pentingnya inklusi dalam pendidikan. Langkah ini diharapkan mendorong lembaga pendidikan lainnya untuk mengintegrasikan bahasa isyarat dan menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif bagi semua siswa, tanpa memandang kemampuan pendengaran mereka.